
Jangan terjebak di MySQL
January 13, 2025
Berbicara tentang database, sebagian besar dari kita langsung teringat dengan MySQL. Tidak mengherankan, MySQL merupakan salah satu database yang paling populer dan sering diajarkan di institusi pendidikan karena kemudahan dari segi syntax, open-source, dukungan komunitas, dan lainnya. Namun, dunia database jauh lebih luas dari sekedar MySQL. Bukan berarti saya meremehkan MySQL, justru pertama kali saya belajar database yang dipelajari adalah MySQL, lalu setelah itu saya mengenal database lain. Mengenal MySQL bukan berarti bergantung pada MySQL, kita dapat belajar/ memanfaatkan teknologi database lain yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik.
Kenapa MySQL begitu populer?
Sudah pasti populer karena sering diajarkan di institusi pendidikan, seharusnya sudah jelas dari situ yang buat populer jadi banyak mahasiswa tau. Alasan mengapa populer sudah saya sebut diatas yaitu kemudahan dari sisi snytax, open-source, serta dukungan komunitas yang luas. Untuk lebih jelas yang membuat populer bisa dijabarkan sebagai berikut.
- Gratis dan Open-Source Sebagai database open-source, MySQL gratis digunakan dan memiliki komunitas besar yang mendukung pengembangannya.
- Mudah Dipelajari : Sintaks MySQL menggunakan SQL (Structured Query Language), yang relatif mudah dipahami oleh pemula.
- Kompatibilitas Luas : MySQL mendukung berbagai platform seperti Windows, Linux, dan macOS, serta kompatibel dengan bahasa pemrograman populer seperti PHP, Python, dan Java.
Rasanya kurang kalau hanya sekedar menjelaskan apa yang membuat populer, ada baiknya melihat berdasarkan data. Menurut data dari DB-Engines, per Januari 2025, MySQL menempati peringkat ketiga dalam popularitas sistem manajemen basis data, dengan skor 998.15 DB-Engines.
Alternatif Database Selain MySQL
Terdapat beberapa alternatif database lain dengan berbagai macam jenis database diantaranya :
- PostgreSQL
- Open-source, mendukung fitur canggih (JSON, GIS, dll.).
- Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan analisis data kompleks.
- MongoDB
- Database NoSQL berbasis dokumen.
- Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan fleksibilitas data (misalnya, aplikasi e-commerce).
- SQLite
- Database ringan untuk aplikasi mobile atau embedded.
- Tidak memerlukan server, cocok untuk proyek kecil.
- Redis
- Database in-memory untuk caching dan aplikasi real-time.
- Cocok untuk aplikasi chat atau leaderboard game.
- . Database Cloud
- Firebase Firestore, AWS DynamoDB, atau Google BigQuery.
- Cocok untuk aplikasi modern yang membutuhkan skalabilitas besar.
Kapan Harus Meninggalkan MySQL?
Disini bukan berarti saya melarang atau mengatur kalian untuk tidak menggunakan MySQL ataupun meremehkan, disamping itu saya hanya sebagai pengguna, bukan sebagai creator atau orang yang membuat MySQL. Tapi disini perlu dipahami kapan untuk tidak menggunakan MySQL karena tidak semua proyek membutuhkan database yang sama. nah terus pake database apa dong? Jawabannya tergantung project apa yang anda kerjakan dan kebutuhan seperti apa yang ada di project tersebut. Jadi ada alternatif lain seperti :
- Aplikasi Anda Membutuhkan Skalabilitas Tinggi : Jika pengguna aplikasi Anda terus bertambah, MySQL mungkin kesulitan menangani permintaan dalam jumlah besar.
- Data Anda Tidak Terstruktur : MySQL berfungsi sangat baik untuk data terstruktur, tetapi untuk data seperti JSON, dokumen, atau media, NoSQL seperti MongoDB lebih sesuai.
- Kebutuhan Akan Kecepatan Real-Time : Redis atau Firebase Firestore dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk aplikasi real-time.
Perlu dijelaskan lagi, kalau bukan berarti ingin melarang menggunakan MySQL, tapi ada alternatif database lain yang bisa digunakan dengan keunggulan yang di miliki. Meski begitu, MySQL adalah langkah awal yang sangat baik untuk belajar database, tetapi jangan berhenti di sana. Teknologi selalu berkembang dan akan terus berkembang. Ada baiknya untuk belajar hal lain. Jangan senang dulu dengan apa yang sudah dikuasai.
Intinya, jangan terjebak di MySQL. Eksplorasi sejauh mungkin.
Beri Komentar
Daftar Komentar
Belum ada komentar.